“Kisah ke-29 akan aku simpan ditangan takdir. Semoga kelak mempertemukan kita kembali.”
Katakan, dengan apa aku sebaiknya menyebutmu. Agar kau tahu bahwa ini tentangmu, atau justru kau tak perlu tahu, sebab segala yang masih samar hanya nyata dalam wujud doa.
Kau adalah yang jauh tetapi berhasil menjadi yang paling dekat. Adalah segala yang tak pernah aku perkirakan sebelumnya. Kau datang dengan cara yang tak biasa, mematahkan banyak asumsi di kepalaku perihal kisah. Kau punya caramu sendiri untuk sampai. Perlahan namun pasti, segala yang ada di hatiku kini utuh menyebut namamu.
Aku pikir kita tidak akan pernah bertemu lagi, seperti kisah ke-29 yang pernah aku lupakan. Kemudian, pada suatu malam, ia datang mengingatkan bahwa ada sepotong takdir yang belum selesai. Kita belum pernah memulai apa-apa. Kita belum pernah menyimpan kata-kata. Kita hanya sepasang takdir yang dipertemukan lewat sebaris tulisan, yang bahkan tak pernah kuperkirakan akan sampai di hati yang mana.
Banyak yang ingin kutanyakan, perihal ingatan pada pertemuan pertama itu. Apakah aku pernah menjadi rencana dalam cerita-ceritamu? Tentang bagaimana kisah ini tertulis dalam kepalamu. Apakah kau punya versi yang lebih baik dari aku? Atau justru kau akan menolak menjadi peran utama dalam tulisan ini?
Aku pikir kau hanya hadir bagai sebuah basa-basi yang tak akan menagih apa pun setelahnya, sampai pada sebuah pertemuan yang gagal kita tunaikan. Terpilin kata sepakat bahwa “harus bertemu nanti.” Apakah kau pernah merencanakannya? Atau sama sepertiku, kau pun tak pernah mengira bahwa hari itu akan datang?
Banyak yang ingin kuceritakan. Tentang caramu mendobrak pertahananku. Tentang sepasang jiwa yang memiliki banyak kesamaan, atau tentang berapa banyak hal yang sangat ingin kulakukan bersamamu nanti. Ah, perempuan ini, dia punya banyak sekali rencana. Padahal kita belum pernah sepakat tentang apa pun. Bahkan untuk satu kali pertemuan lagi, sungguh hanya Tuhan yang tahu.
Tapi biarlah ini menjadi rahasia semesta. Kelak bila kau datang lagi, maukah kau menjadi kisah ke-29 yang pernah kutitipkan pada takdir, kemudian kembali untuk menggenapkan?
Pluvilyu | Balikpapan, 02 September 2024
0 komentar