Journal Diri 1





Aku senang menemukan diriku kembali aktif dan produktif. Aku juga senang ketika diriku sesaat menarik diri dari kerumunan dan diam disudut kamar tanpa bising apapun.

Aku senang mendapati diriku menarik diri dari peredaran untuk mengisi kembali energi. Pun aku senang ketika aku kembali mencoba berbagai hal sederhana yang mungkin tak seberapa tapi itu membahagiakanku.

Aku menyukai setiap fase itu, sebab darisana aku memahami bahwa aku mengenali diriku cukup baik, tahu apa yang aku mau dan aku butuhkan.

Diantara fase-fase itu, aku juga sering diserang rasa khawatir. Takut pada sesuatu yang semu dan tak nyata. Berusaha menemukan seseorang yang mengenalku dengan cukup baik, melalui obrolan panjang untuk mencari pertolongan. 

Dan yang selalu, adalah ;  percakapan-percakapan penuh airmata dengan Tuhan tentang seluruh kelemahanku. 

Aku tau bahwa diriku tak harus selalu diterima. Mungkin sesekali orang terdekatpun gagal memahami inginku. Dan setiap orang memang tidak harus selalu berbaik sangka padaku. Aku belajar menerima semua itu.

Perjalanan mengenali diri - menerima diri - dan memanusiakan diri, mungkin memang tidak akan pernah selesai. Kita dipenuhi pikiran dan prasangka. Kita diserang takut dan kekhawatiran. Kita tenggelam dalam kesedihan. 

Tapi sungguh itu tak apa. 

Seperti bayi yang harus melalui fase merangkaknya terlebih dahulu. Baru kemudian berjalan perlahan, dan berani berlari. Ternyata kita kerap kali mengulang-ulang fase itu dalam jiwa kita. 

Balikpapan, 1 Desember 2024

0 komentar